Friday, March 3, 2017

Cinta Bernoda Darah 02 - Mini Serial #32

Cinta Bernoda Darah 02 #32
Cerita Silat Kho Ping Hoo: Cinta Bernoda Darah 02 - Mini Serial #32
=========================================
Lin Lin menahan senyumnya. Gembira benar dia, serasa kepalanya menjadi
melar (membesar) saking bangga dan besar hati. Kulit hidungnya yang tipis
otomatis mekar. Bukankah ucapan Suling Emas itu otomatis mengakui kelihaian
dan kehebatannya? Bukankah itu berarti Suling Emas, pendekar besar yang
30
Sumber: http://adf.ly/2Bl5
ditakuti semua orang, yang dicap seorang pendekar aneh dan tiada taranya di
kolong langit, yang dipuji-puji setinggi langit oleh Lie Bok Liong, Kim-lun
Seng-jin, dan Sian Eng, juga yang amat ditakuti oleh Suma Boan dan kaki
tangannya termasuk It-gan Kai-ong. 

Sekarang memperlihatkan enggan dan takut
bertanding mati-matian melawannya? Kalau tidak takut, sedikitnya tentu kagum
menyaksikan ilmu kepandaiannya” Tentu saja ia sama sekali tidak sadar bahwa
satu-satunya yang membuat laki-laki luar biasa itu “ngeri” terhadapnya adalah
wataknya yang liar dan sukar dilawan itu.
“Suling Emas, apakah kau seorang laki-laki sejati?” Pertanyaan yang
diajukan dengan sinar mata menusuk-nusuk langsung ke jantung ini membuat
pendekar aneh itu terbelalak dan alisnya yang hitam tebal itu bergerak-gerak.
Baru sekarang selama hidupnya ia merasa bingung dan tak dapat menebak apa
gerangan maksud di balik kata-kata pertanyaan besar itu. Akan tetapi, melihat
wajah dan sikap dara remaja itu terang tidak bermaksud menghina.
“Apa maksudmu?” Ia toh bertanya karena benar-benar tidak mengerti.
“Apakah kau tergolong laki-laki yang suka menjilat kembali ludah yang
sudah dikeluarkan?”
Sepasang mata Suling Emas berkilat seperti mengeluarkan cahaya berapi
sehingga Lin Lin menjadi terkejut sekali dan agak takut juga. Seperti mata
harimau marah, pikirnya.
“Nona kecil, apakah kau main-main ataukah hendak menghina aku? Awas
kau..”
“Siapa main-main? Awas.. awas.. tentu saja aku awas, kalau tidak mana aku
bisa melihat? Main ancam, apa dikira aku takut? Hayo, mau apa?”
“Kalau kau tidak main-main, apa maksudnya pertanyaanmu yang bukanbukan
itu? Tentu saja aku laki-laki sejati. Suling Emas lebih menghargai nama
baik daripada selembar nyawanya”
“Dan sekali keluarkan sepatah kata, empat ekor kuda takkan mampu menarik
kembali?”
“Jangankan empat ekor kuda, nyawa terancam maut sekalipun takkan dapat
menarik kembali kata-kata yang sudah kukeluarkan dari mulutku” Panas perut
Suling Emas dan ia terheran-heran karena belum pernah ia bisa di”bakar” orang
selama ini.
31
Sumber: http://adf.ly/2Bl5
“Bagus, kalau begitu nyata kau seorang Eng-hiong (Pendekar) sejati, seorang
satria tulen tidak campuran. Aku percaya omonganmu. Nah, dengarkan sekarang
penebusan dosamu. Aku pun tidak suka bertanding sampai mati denganmu,
karena aku juga maklum bahwa kau lihai sekali. Akan tetapi karena kau yang
menolak bertanding sampai mati dan kau pula yang berjanji akan melakukan apa
saja asal jangan bertanding, aku mengajukan tiga buah permintaan kepadamu.”
Hemmm, celaka sekali ini aku, pikir Suling Emas dan ia sudah menyesal
mengapa tadi ia memberi janji segala macam. Jangan-jangan gadis liar ini akan
menyeretnya untuk melakukan hal yang bukan-bukan. Diam-diam ia gemas
sekali dan ingin rasanya ia menangkap bocah ini, menelungkupkannya di atas
pangkuan dan menghajar pantatnya sampai matang biru”
Akan tetapi Lin Lin yang cerdik pura-pura tidak melihat mata yang melotot
kepadanya itu, melainkan ia cepat-cepat menyambung kata-katanya.
“Pertama, kau tidak boleh bercerita kepada siapapun juga di dunia ini,
kepada isterimu pun tidak..”
“Aku tidak punya isteri”
“Masa..?” Lin Lin duduk menunjang dagu dengan kedua tangan dan
memandang tajam. Mereka sudah sejak tadi duduk berhadapan lagi, terhalang
meja.
“Kenapa sih? Usiamu sudah lebih daripada cukup. Kurasa tiga puluh tahun
sudah ada..”
Suling Emas menarik napas panjang, sejenak memandang wajah Lin Lin,
kemudian menunduk dan menggerakkan kedua pundaknya yang bidang.
“Aku takkan punya isteri.. siapa akan sudi padaku..?” Tiba-tiba pandang
mata Suling Emas merenung dan tampak sedih sekali.
“Akan tetapi kelak kau tentu akan mengubah pendirian ini dan kelak kau
tentu akan punya seorang isteri yang cantik jelita dan baik..”
Suling Emas menggebrak meja dan.. keempat kaki meja itu amblas sampai
belasan sentimeter ke dalam lantai yang keras. Tiba-tiba meja menjadi pendek.
“Apa-apaan semua ini? Melantur-lantur urusan isteri dan pernikahan segala
macam?”
Lin Lin sadar, menurunkan kedua tangannya, keningnya berkerut-kerut,
mengingat-ingat,
32
Sumber: http://adf.ly/2Bl5
“Ah, oh.. sampai di mana aku tadi? Oya, permintaan pertama, kepada
siapapun juga di dunia ini, juga tidak kepada.. calon isterimu, kau tidak boleh
bercerita tentang yang tadi itu. Sanggupkah?”
Lega bukan main hati Suling Emas. Kiranya hanya macam begini saja
permintaan dara gila ini. Saking gembiranya dan lega hatinya mendengar bahwa
permintaan yang belum apa-apa sudah ia janji menyanggupi itu ternyata bukan
permintaan yang bukan-bukan, timbul kegembiraannya untuk menggoda. Ia
pura-pura tidak mengerti dan bertanya,
“Tentu saja aku sanggup kalau hanya untuk tutup mulut, tapi harus
dijelaskan, tidak boleh bercerita tentang apa?”
“Tentang tadi itu, lho.”
“Tentang tadi? Ada apa sih tadi? Tentang kau datang ke istana dan bertempur
melawan para penjaga?”
“Bukan.. bukan..” Kalau tentang itu saja boleh kauceritakan kepada setiap
orang yang kaujumpai. Bukan itu, tapi tentang.. eh, tentang antara kita tadi itu.”
Suling Emas menarik muka bodoh, longang-longong seakan-akan ia benarbenar
tidak mengerti.
“Eh, tentang pertandingan kita tadi? Baik, aku akan tutup mul..”
“Kau buka sehari semalam juga peduli amat kalau tentang itu. Wah, tidak
nyana bahwa Suling Emas yang namanya lebih tinggi dari puncak Thai-san,
kiranya hanya seorang laki-laki yang amat bodoh. Itu lho, tentang
kekurangajaranmu tadi, kaupeluk aku dan kau.. kau..”
Melihat betapa wajah itu di bawah sinar lampu yang terang menjadi amat
merah, Suling Emas merasa kasihan juga. Ia mengangguk-angguk. “Baik-baik,
aku mengerti sudah. Aku sanggup untuk tutup mulut tentang hal itu.”
Lin Lin menarik napas panjang. Ia merasa lega dan hal itu akan merupakan
rahasia antara mereka berdua saja.
“Dan kau akan membantu usaha kami mencari Kakak Kam Bu Song dan
pembunuh ayah bunda kami.”
“Sanggup” tanpa banyak pikir lagi Suling Emas menjawab sambil
mengangguk.
“Dan kau akan membawa aku bersamamu dalam usaha mencari Kakak Kam
Bu Song dan musuh besarku. Sanggup?”
33
Sumber: http://adf.ly/2Bl5
“Wah.. ini.. ini..” Suling Emas meragu.
Lin Lin tersenyum mengejek dan menudingkan telunjuk kanannya ke arah
hidung Suling Emas.
“Nah-nah, janjinya menyanggupi segala macam permintaan, baru begitu saja
sudah menolak..”
“Menolak sih tidak, tapi.. mencari orang yang tidak tentu tempatnya,
membutuhkan waktu yang tidak dapat diduga berapa lamanya. Pula, besok aku
akan pergi ke Nan-cao mengunjungi perayaan Agama Beng-kauw..” Tiba-tiba ia
teringat akan sesuatu,
“Ah, di sana berkumpul semua tokoh kang-ouw, kurasa akan dapat bertemu
dengan pembunuh ayah bundamu di sana.”
“Nah, kalau begitu bawalah aku ke sana.”
“Tapi.. pembunuh ayah bundamu tentulah seorang yang amat lihai lagi jahat”
“Takut apa? Kaukira aku takut? Lagi pula, aku tidak minta perlindunganmu”
Aku hanya minta kau mengajak aku dalam usaha mencarinya. Nah, bagaimana
jawabnya?”
Suling Emas mengerutkan kening, berpikir-pikir, lalu mengangguk-angguk.
“Perlu juga seorang bocah seperti kau ini menghadapi banyak pengalaman.
Di Nan-cao kau akan melihat dan mendengar banyak. Baiklah, aku sanggup.
Besok aku akan menjemputmu di kelenteng itu.”
Bukan main girangnya hati Lin Lin. Ia dapat membayangkan sudah betapa
encinya akan membuka matanya yang jeli itu lebar-lebar memandangnya kalau
mendengar akan janji-janji Suling Emas kepadanya”
“Sebuah permintaan lagi, kau harus memperkenalkan nama aselimu
kepadaku dan aku pasti akan merahasiakannya kalau memang kau kehendaki
itu.”
Suling Emas tampak terkejut sekali, akan tetapi ia segera mengangkat
telunjuknya ke atas dan berkata ketus,
“Anak nakal, sekali ini aku takkan menyanggupi apa-apa lagi. Kau minta aku
memegang teguh kata-kata yang sudah keluar, akan tetapi kau sendiri mengapa
hendak melanggar omongan sendiri?”
“Aku? Melanggar omonganku sendiri? Mana bisa..?”
34
Sumber: http://adf.ly/2Bl5
“Kau tadi bilang hendak mengajukan tiga macam permintaan. Pertama, aku
tidak boleh bercerita kepada orang lain bahwa aku sudah memeluk dan
menciummu. Ke dua, aku akan membantumu mencari kakakmu dan musuh
besarmu. Ke tiga, aku akan membawamu serta ke Nan-cao. Nah, sudah cukup
tiga, bukan? Tak boleh diberi embel-embel lagi”
Lin Lin menyesal bukan main.
“Wah, aku salah. Kalau begitu boleh ditukar. Permintaan pertama itu kutukar
dengan permintaan ini dan..”
“Cukup” Aku tidak mau bicara lagi. Sekarang kau kembali ke kuil dan besok
aku akan menjemputmu, kita bersama berangkat ke Nan-cao”
Setelah berkata demikian, kedua tangannya bergerak dan.. tiba-tiba semua
lampu penerangan di dalam ruangan itu padam.
“Ikuti aku keluar..” Bayangan hitam itu berkata perlahan. Lin Lin terpaksa
mengikuti dan ternyata mereka keluar dari pintu samping yang ditutup kembali
oleh Suling Emas dari luar. Orang aneh itu sekali bergerak sudah melompat
tinggi dan ternyata ia menyambar benderanya di atas genteng, lalu melayang
turun lagi. Gerakannya demikian ringan dan cepat laksana seekor burung garuda
terbang melayang saja, membuat Lin Lin kagum bukan main. Suling Emas
bergerak lagi dan Lin Lin mengikuti terus.
Dapat dibayangkan betapa heran dan kagumnya hati Lin Lin ketika Suling
Emas membawanya keluar dari lingkungan istana itu dengan enak saja, berjalan
melalui jalan di antara gedung-gedung besar, kemudian menerobos keluar dari
pintu gerbang. Para penjaga yang berada di situ, terang melihat mereka berdua,
akan tetapi jangankan mengganggu, berkata sepatah pun tidak seakan-akan
Suling Emas dan Lin Lin merupakan dua sosok bayangan yang tidak tampak
oleh mereka”
Setibanya di luar, Suling Emas berkata,
“Nah, selamat malam. Besok kujemput di kuil,” Begitu habis kata-katanya
orangnya pun lenyap”
Bukan main, pikir Lin Lin. Lebih hebat lagi, ia sudah berhasil
“menundukkan” orang luar biasa macam itu” Mulai besok, dia akan melakukan
perjalanan jauh bersama Suling Emas” Lin Lin berjingkrak-jingkrak dan berlarilari
cepat sekali. Ingin ia lekas-lekas sampai di kuil untuk menceritakan hal yang
35
Sumber: http://adf.ly/2Bl5
amat membanggakan hatinya itu kepada encinya. Betapa akan terlongong heran
enci Sian Erg, bisik debar jantung Lin Lin.
Akan tetapi alangkah heran dan kemudian bingung hatinya ketika ia tiba di
kuli, Sian Eng ternyata tidak berada di situ. Para hwesio yang ditanyainya
menerangkan bahwa encinya itu pergi meninggalkan kuil tidak lama setelah Lin
Lin pergi petang tadi.
“Pinceng semua tidak tahu ke mana perginya, dia tidak meninggalkan pesan
dan pinceng tidak berani bertanya.” Memang para hwesio di kuil itu amat
menghormati Sian Eng dan hal ini adalah karena yang membawa datang gadis
itu adalah Suling Emas.
Tergesa-gesa Lin Lin memasuki kamar di sebelah belakang kuil itu. Kamar
itu kosong dan hatinya tidak enak sekali rasanya ketika melihat bahwa bukan
hanya Sian Eng yang lenyap dari kamar itu, melainkan bungkusan pakaian
encinya, juga pedangnya, turut lenyap. Hal ini hanya berarti bahwa encinya
memang sengaja pergi dari situ. Bukan pergi dekat-dekatan saja, melainkan
pergi melakukan perjalan jauh, karena kalau tidak demikian, apa perlunya
membawa-bawa bekal pakaian. Akan tetapi, kalau benar demikian, mana bisa
jadi? Masa encinya pergi jauh tanpa memberi tahu kepadanya? Hanya satu hal
yang melegakan hatinya. Agaknya encinya itu tidak diculik orang atau dibawa
pergi orang dengan kekerasan, karena kalau demikian hainya, tentu encinya
tidak membawa serta pakaiannya.
Lin Lin semalam tak dapat tidur. Baru saja bertemu dengan encinya,
sekarang ia ditinggal pergi lagi dengan aneh. Sekali lagi ia berpisah dari Bu Sin
dan Sian Eng, tanpa mengetahui di mana adanya mereka berdua. Diam-diam Lin
Lin mendongkol sekali. Mengapa Sian Eng meninggalkannya begitu saja? Ada
rahasia apakah di balik perbuatan yang amat ganjil ini? Hatinya baru tenteram
dan kebingungannya berkurang banyak kalau ia teringat akan Suling Emas.
Orang itu hebat, kepandaiannya seperti setan. Sekarang ia sudah dapat
“bersahabat” dengan Suling Emas, tentang lenyapnya Sian Eng, apa sih
sukarnya bagi Suling Emas? Besok aku akan minta dia mencari Slan Eng lebih
dulu, pikirnya. Akan tetapi segera ia teringat betapa aneh dan sukar watak
Suling Emas. Belum tentu ia mau menuruti permintaannya, buktinya, ditanya
nama sesungguhnya saja tidak mau memberi tahu. Lin Lin bersungut-sungut dan
duduk termenung di dalam kamarnya tak dapat tidur.
36
Sumber: http://adf.ly/2Bl5
Pada keesokan harinya, pagi-pagi sekali seorang hwesio pelayan memberi
tahu bahwa ada seorang tamu mencarinya. Lin Lin meloncat dari pembaringan,
langsung keluar dari dalam kamar. Dengan rambut kusut dan wajah gelisah ia
berlari keluar untuk menyambut Suling Emas dan cepat bercerita tentang
lenyapnya Sian Eng. Akan tetapi wajahnya berubah ketika ia melihat bahwa
laki-laki yang duduk di ruangan depan itu sama sekali bukan Suling Emas yang
diharap-harap kedatangannya, melainkan Lie Bok Liong” Akan tetapi, hanya
sebentar saja rasa kecewa ini menekan hatinya, karena ia segera meraih harapan
bahwa sahabat ini berhasil mendapat tahu tentang di mana adanya Bu Sin
kakaknya.
“Liong-twako, bagaimana dengan Sin-ko? Sudah tahukah kau di mana
adanya Sin-ko?”
Sejenak Bok Liong menatap wajah dengan rambut kusut itu dengan hati
berguncang. Selama dua hari berpisah dari Lin Lin, makin terasalah ia betapa ia
tak mungkin dapat terpisah dari gadis ini. Yang dua hari itu ia merasakan
siksaan batin yang kosong dan sunyi, akibat daripada kebahagiaan yang selama
ini ia rasai di dekat Lin Lin telah direnggutkan dari padanya. Betapa rindunya
kepada dara itu, akan tetapi ia menguatkan hati dan dengan tekun ia mencari
keterangan tentang diri kakak nona itu sampai keluar kota raja.
Harus diakui bahwa pemuda ini mempunyai hubungan yang amat luas dan di
sekitar kota raja, boleh dibilang di setiap dusun dan kota ia tentu mengenal
seorang tokoh. Inilah sebabnya mengapa dalam waktu dua hari saja ia telah
berhasil dalam penyelidikannya dan dengan hati girang pagi-pagi itu ia menuju
ke kuil. Selama dua hari ini ia tidak pernah beristirahat dan dalam hal wajah dan
rambut kusut agaknya ia tidak usah kalah oleh Lin Lin” Mendengar pertanyaan
membanjir keluar dari mulut dara pujaan hatinya itu, ia tersenyum girang.
Namun hanya sebentar saja ia tersenyum karena ia segera teringat bahwa
biarpun ia sudah berhasil mendapatkan berita tentang Bu Sin, namun bukanlah
berita baik yang dapat disampaikan kepada Lin Lin dengan senyum gembira”
“Lin-moi, aku sudah berhasil mendengar berita tentang kakakmu itu, akan
tetapi sebelumnya kuharap kau akan tenang dan percayalah kepadaku bahwa aku
selalu akan membantumu mencari dan menyusul kakakmu, biarpun untuk itu
aku harus menyeberangi samudera api..”
“Aku tahu kau akan membantuku, tapi bukan itu yang ingin kudengar. Lekas
katakan, bagaimana dengan Sin-ko?” Lin Lin memotong, habis sabar.
37
Sumber: http://adf.ly/2Bl5
“Menurut kabar yang kudapat, agaknya kakakmu itu terjatuh ke dalam
tangan Siang-mou Sin-ni, Si Iblis Betina yang amat lihai. Tapi percayalah,
kakakmu tidak dibunuh. Aku sudah cukup mengenal watak iblis betina itu. Dia
sedang meyakinkan sebuah ilmu hitam yang amat ganas dan syaratnya adalah
menghisap darah jejaka hidup-hidup. Banyak sudah yang menjadi korbannya
dan aku yakin bahwa kakakmu tidak menjadi korbannya karena biasanya ia
meninggalkan mayat laki-laki yang dihisapnya sampai mati. Kakakmu lenyap
dan jejaknya menyatakan bahwa dia dijadikan tawanan Siang-mou Sin-ni.
Menurut keterangan yang kukumpulkan, aku tahu bahwa iblis itu pergi ke Nancao
untuk menghadiri perayaan Agama Beng-kauw. Maka, tenanglah dan mari
kau ikut denganku ke Nan-cao, kita kejar siluman itu dan dengan tenaga kita
berdua, kiraku kita akan dapat merampas kembali kakakmu.”
Mendengar cerita Bok Liong, Lin Lin terkejut sekali. Akan tetapi otaknya
bekerja dan ia segera menjawab,
“Liong-twako, kau benar-benar baik sekali. Terima kasih atas
pertolonganmu. Karena sudah jelas bahwa Sin-ko ditawan Siang-mou Sin-ni dan
dibawa ke Nan-cao, biarlah aku sendiri yang akan mengejar iblis itu dan
merampas Sin-ko.”
“Wah, kau tidak tahu” Siang-mou Sin-ni adalah seorang di antara Thian-te
Liok-koai, seorang di antara Enam Iblis yang kepandaiannya luar biasa sekali,
tidak di sebelah bawah tingkat It-gan Kai-ong”
“Apakah lebih sakti daripada Suling Emas?” tanya Lin Lin dengan sikap
dingin, seakan-akan ucapan Bok Liong tadi “bukan apa-apa” baginya.
“Kalau dengan dia.. ah.. sukar dikatakan..”
“Nah, menghadapi Suling Emas saja aku tidak takut. Apalagi segala macam
manusia iblis seperti Siang-mou Sin-ni? Liong-twako, harap kau jangan banyak
membantah. Bukankah kau sudah bilang bahwa kau suka sekali membantu dan
menolongku?”
“Tentu saja” Karena itulah aku akan mengantarmu mengejarnya.”
“Tidak, Twako. Kau tidak tahu. Kita membagi tugas sekarang. Ketahuilah
bahwa Enci Sian Eng juga lenyap” Baru malam tadi ia lenyap.”
“Apa..?” Bok Liong berseru kaget dan memandang dengan mata terbelalak,
lalu menggaruk-garuk belakang telinga yang tidak gatal. Benar-benar tiga
saudara ini orang-orang yang aneh sekali, selalu lenyap seperti barang kecil
38
Sumber: http://adf.ly/2Bl5
berharga saja. Apakah mereka itu tidak mampu menjaga diri sendiri sehingga
mudah hilang?
“Karena itulah, Twako. Aku minta bantuanmu sekarang, kuminta sungguhsungguh
agar supaya kau suka mencari jejak Enci Sian Eng. Kalau kau sudah
dapat menemukannya dan dia dalam keadaan selamat, barulah kau boleh
menyusulku. Aku akan mengejar jejak Sin-ko yang diculik iblis betina itu.”
Sebenarnya Bok Liong kecewa sekali, akan tetapi tentu saja ia tidak dapat
menolak, apalagi dara pujaan hatinya itu mengajukan permintaan dengan suara
penuh permohonan dan sinar mata mengharap.
“Baiklah, aku akan cepat mencari dan menemukannya, kemudian aku akan
menyusulmu ke Nan-cao. Kuharap saja kau tidak akan berjumpa dengan Siangmou
Sin-ni sebelum aku berada di dekatmu untuk membantu.”
Bok Liong berpamit dan keluar dari situ, akan tetapi sampai di pintu ia
menengok dan suaranya menggetar ketika ia berkata,
“Lin-moi, kau melakukan perjalanan seorang diri mengejar orang sejahat
iblis, kau berhati-hatilah, jaga dirimu baik-baik.”
Lin Lin tersenyum. Ia menganggap pemuda ini baik sekali kepadanya, seperti
kakak sendiri. Tentu saja ia tidak dapat menduga bahwa suara tadi keluar dari
lubuk hati dan mengandung rasa kasih yang besar dan mendalam.
“Oya, Twako, kau lupa. Kalau kau bertemu dengan Enci Sian Eng, kau harus
ajak dia sekalian menyusulku. Sekali lagi terima kasih, Liong-twako. Kau
seorang yang amat baik dan aku takkan melupakan budimu.”
Tentu saja hati Bok Liong menjadi girang bukan main. Dara pujaannya itu
takkan melupakan budinya” Bukankah ini merupakan sebuah janji tersembunyi”
Sama sekali pemuda yang jujur ini tidak tahu bahwa di dalam hati Lin Lin, gadis
ini mengharapkan terangkapnya hati encinya dengan pemuda yang amat baik
dan gagah ini”
Baru saja Bok Liong pergi, terdengar suara,
“Dia telah bersikap baik sekali, tapi yang dibaiki tidak tahu diri”
Lin Lin cepat menengok dan.. Suling Emas telah berdiri di situ. Seketika
kegelisahan yang membayangi wajah cantik itu lenyap terganti cahaya berseri

pada matanya dan warna merah pada kedua pipinya.

Bersambung...

No comments:

Post a Comment